Senin, 30 April 2012

My Confession to My Sister

It seems like I don't deserve to accept all this happiness. Every night I always think about you sista. Almost every night I cry. every time I'm afraid, I'm worried, about you. About what are you doing, what do you eat, when do you sleep. About are you happy there, aren't you tired, don't you lonely, don't you  miss me.

I always wanna visit you. But unluckily, I don't know where are you now. Sista, wherever you are, whatever happen to you, whenever you remember me, you should know.. You should know that you still have me, I'm always here waiting for you, waiting for the time to hug you, to share about anything we usually do. You must remember that I love you and I miss you so much sista.

Keep praying to God, strengthen your self, I always stand here for you..
Big smile sista :D

I Wanna Ride My Bicycle!!

Ayeee olalalaa!!!
Finally I can do this yeah! haha. Bisa juga nih aku bangun pagi buat eksekusi #halah merealisasi #halah mewujudkan #nah rencanaku berbulan-bulan yg lalu. SEPEDAAN!! Wah sumpah ngebet banget buat sepedaan. Dan akhirnya terwujud juga deh :D yah meskipiun baru dua hari, tapi gapapah. Lanjutkan!

Day #1; Sat, April 28th 2012
Malem-malem sebelumnya ak udah ngomongin rencana ini sama tetanggaku -yg kebetulan seumuran dan lagi free- buat sepedaan bareng. Kita akhirnya setuju sepedaan sabtu pagi jam 5. Sebelum tidur aku udah ngeset alarm jam 04.30.
Alarm bunyi sekali. Krrrriiing... Dua kali. Krrriiiing... Tig.. Kltek! Aku matiin noh alarm rempong. Sambil merem melek aku jalan ke kamar mandi. Cuci muka, wudhu, trus sholat. Ngliat jam udah 04.55, aku langsung ke tepat sepeda. Cek ban belakang. Cek yg depan.. Agak kempes yaa. Bodo amatlah, dikit doang. Aku tuntun sepedaku keluar. Buset gelap amat yak. Mana sepi lagi. Aku langsung meluncur ke tempat tetanggaku. Lampu terasnya masi nyala. Aku amati rummahnya. Gada tanda-tanda orang melek kayaknya *sotoy*. Aku balik lagi ke deket rumah mompa ban depan. Pompanya udah aku pasang. Tinggal genjot.. eh RUSAK!! Sementara aku lagi bingung sama pompa sialan ini, aku ngeliat Pak Puh -tetanggaku yang lain- keluar dari rumahnya naik sepeda. Matakupun langsung *bling*cling* #halah. Aku balikin pompa sialan tadi trus aku langsung nyusul Pak Puh. Jarak 100 meter kemudian baru kesusul deh si Pak Puh. Hosh.. hosh.. Cepet banget nih si Pak Puh. Iyalah! Sepedanya aja sepeda balap.
"Pak Puh!"
"Eh.. mau kemana kamu?"
"Sepedaan. Klao Pak Puh?"
"Sama. Sepedaan juga! Haha tumben banget kamu."
"Hehe iya dong!"
Terus kita gowes sambil ngobrol-ngobrol. Kurang lebih dua km, eh si Pak Puh ketemu sama temennya. Yaudah ak lanjut sendiri deh, lagian juga udah lumayan deket rumah. Pas deket belokan rumah, ketemu sama bapak-bapak pake kaos motif tentara gitu. "Loh mana temennya? Ayo lanjut ke sana yuk!" Tanpa pikir panjang aku pun langsung balik arah ngikut sama itu bapak [ngikutan banget jadi orang, kalo diculik gimana hayo]. Ternyata si bapak asik juga, baik kayaknya *plakk* #sotoy.


Udah ah capek, ceritanya hari pertama aja yaa :D *do I care?*

Minggu, 08 April 2012

Bahagia Itu Relatif

Hahahaha
Ketawa bisa jadi salah satu indikator yang menunjukkan bahwa seseorang sedang bahagia. Bahagia? ya bahagia. Suatu kata yang sepertinya telah menjadi tujuan hidup tiap orang. Lagian siapa sih yang ga pengen bahagia?

Bahagia itu relatif. Maksud saya, tiap orang punya ukuran tersendiri mengenai bahagia. Seseorang bisa sangat bahagia misal karena ia mendapat hadiah undian liburan ke luar negeri untuk 2 orang. Gimana ga bahagia banget tuh. Namun ada pula orang yang mungkin malah merasa bersedih jika mendapat hadiah seperti itu. Gimana bisa coba? Tentu bisalah. Orang ini mempunyai keluarga. Punya seorang istri yang amat dicintai, punya 2 anak yang masih kecil. Sedangkan hadiah undian tadi hanyalah untuk 2 orang. Kalo ngajak istri aja, trus nasib anak-anaknya tadi gimana? Masa iya tega ninggalin anak demi liburan ke luar negeri gratisan. Kalo ngajak 1 anak doang? Gimana sama anak yang satunya? Ga adil dong. Kalo yang liburan 2 anaknya gimana? Ga mungkin! Haha

Dan ternyata orang tadi memilih untuk tidak mengambil hadiah liburan ke luar negeri itu. Tau kenapa? Dia bilang,"Saya akan merasa sangat bersalah meninggalkan istri atau anak-anak saya hanya demi liburan saya. Karena, sesungguhnya ya mereka itulah sumber kebahagiaan saya. Bagaimana jadinya jika saya meninggalkan mereka? Betapa bodohnya saya."

Ini bisa kita jadikan contoh buat remaja-remaja kita yang hobinya galau, risau, dan sejenisnya. Mereka yang suka merengek-rengek curhat ke temennya ga kuat ngliat mantan jalan sama gandengannya yang baru, harusnya menyadari ini. Mungkin aja itu emang sumber kebahagiaan si mantan. Lah kita? Apa iya kita mau tenggelam dalam kesedihan sementara si mantan udah bahagia sama gandengan barunya? Kita juga harus raih kebahagiaan kita sendiri dong!

Caranya?? Ya ga juga dengan cari gandengan baru -seperti si mantan- bakal jamin kita bahagia. Ada banyak jalan ke Roma. Pastinya banyak cara pula yang bisa bikin kita bahagia. Perlu disebutin? Anak TK aja tau kali apa aja yang bisa bikin bahagia. Hahaha


Ini terinspirasi dari masalah saya sendiri. Saya sering merasa iri dengan kebahagiaan orang lain, berharap saya juga akan mendapat/mengalami hal yang sama agar saya bahagia. Tapi setelah saya pikir-pikir, apa iya saya nanti bisa bahagia kalo udah mendapat/mengalami hal seperti mereka? I don't have any idea hehe.

Pesen saya, KEEP SEARCHING YOUR OWN HAPPINESS!! Semangat :D

Jumat, 06 April 2012

Secret Behind the Silent

Diam bukan berarti tak peduli, melainkan memperhatikan..
Diam bukan berarti tak tahu, melainkan memikirkan..
Diam belum tentu kehabisan kata-kata, melainkan terlalu banyak kata yang ingin diucap..
Diam belum tentu malu, melainkan menjaga diri..

Terkadang, kata pun tak sanggup melukiskan perasaan
sehingga diam adalah ungkapan paling tepat

Sulit menjadi diam saat ego meninggi, merajai
inilah yang menjadi musuh kita sebenarnya

Perlu diketahui, kualitas diri umumnya ditentukan dari kualitas kata yang diucap, bukan kuantitas
sebaiknya dipikir dahulu sebelum berucap
karena, itulah nantinya yang menjadi cerminan diri

Berucap dan diam selamanya berdampingan
jadi tinggal bagaimana memilih momen-momen yang tepat untuk berucap, atau diam..

Kamis, 05 April 2012

Tape Ketan ala Los Espada

Ini pas di laboratorium biologi kemaren, praktikum bioteknologi. Memanfaatkan mikroorganisme untuk dijadikan bahan makanan bagi manusia. Kali ini kelompok saya membuat tape ketan putih. Mikroorganisme yang kami gunakan adalah Saccharomyces cereviceae (ragi tape).