Rabu, 21 Maret 2012

Raga Tanpa Jiwa

Wajah yang dulu akrab menyapa
kini memucat pasi, datar, tanpa ekspresi
Mata yang selalu memancarkan binar kebahagiaan
kini menutup rapat
Bibir yang selalu menyunggingkan senyum
kini pun membisu



Sosok yang dulu tegar berdiri
kini hanya terbaring kaku
membujur membeku

Sapaan
candaan
tawa
amarah
yang dulu terlontar
kini hanya terngiang-ngiang di angan

Sebuah raga tanpa nyawa
kusaksikan tepat di hadapanku
Aku terdiam, merenung, memikirkan

Mengapa raga ini tak bergerak?
Mengapa jantungnya tak berdetak?
Mengapa nafasnya tak berhembus?
Mengapa semua berhenti?
Mengapa?

Kemanakah perginya jiwa penghuni raga ini?
pergi merenggut seluruh tenaga dan nafasnya
pergi dan menghentikan semuanya

Kemanakah jiwa itu pergi?
Menuju surgakah?
Menuju nerakakah?

Apa jiwa itu akan bahagia?
Atau malah sengsara?

Hancurnya perasaan ini menghadapi kepahitan
kepahitan bahwa raga itu takkan pernah hidup lagi
dan jiwa itu takkan pernah kembali lagi
Jujur, aku belum mampu menerima semua



Ya Allah Ya Rabb,
sudah cukup berat hidupnya di dunia ini, banting tulang demi keluarga, tubuh ringkihnya tetap ia paksa bekerja. Maka dari itu, berikanlah kehidupan yang lebih layak baginya, kehidupan yang bahagia, tanpa kesengsaraan, sebagai ganjaran dari kerja kerasnya di dunia.

Ampunilah segala dosa-dosanya, lapangkanlah jalannya menuju-Mu, berikanlah ia tempat terbaik di sisi-Mu.
Amin ya rabbal 'alamin

In memoriam: Kakek Karimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar